Apakah Ada Cara Khusus bagi Pemimpin untuk Menunjukkan Kasih Sayang kepada Karyawannya?

Ya! Tentu saja ada. Dalam artikel ini kita akan membahas 11 cara yang dapat diterapkan pemimpin untuk menunjukkan kasih sayang mereka kepada karyawan, terutama melalui persepsi yang dimiliki karyawan terhadap tindakan yang dilakukan oleh pemimpinnya. Menurut situs Forbes, ada 11 cara yang bisa kita lakukan mulai sekarang.

1. Bersatu dengan Karyawan dan Tidak Menjadi Sombong.

Cara pertama yang bisa kita lakukan adalah menyatukan atau bergabung dengan karyawan atau bawahan kita. Buatlah seolah-olah tidak ada batasan antara kita dan mereka, meskipun sebenarnya ada. Seringkali kasus yang terjadi di banyak perusahaan adalah para pemimpin benar-benar merasa bahwa mereka adalah orang-orang yang begitu eksklusif. Misalnya, memiliki tempat parkir terpisah, meminta karyawan untuk membawa barang bawaannya, atau contoh lain yang membuat karyawan semakin membatasi diri dengan pimpinannya sendiri.

Ketika seorang pemimpin bersikap arogan terhadap bawahannya, kondisi ini hanya akan membuat para pekerja menjadi “lantai” yang tidak akan pernah disapu atau dipel, tetapi lantai hanya akan dibersihkan ketika pemilik lantai membutuhkannya. Jadi cara pertama untuk mencintai karyawan adalah berusaha menjadi satu dengan mereka dan tidak sombong. Dengan begitu, karyawan akan merasa bahwa kita tidak mengasingkan mereka.

2. Peduli dengan kehidupan pribadi mereka.

Beberapa pemimpin merasa ini konyol. Karyawan adalah pekerja di perusahaannya, sehingga urusan pribadi bukanlah hal yang penting untuk diperhatikan. Sayangnya, ini adalah persepsi yang salah. Bahkan, karyawan merasa sangat dihormati ketika pemimpin mereka peduli dengan kehidupan pribadi mereka.

Peduli dengan kehidupan pribadi bukan berarti “kepo” atau mau ikut campur dalam urusan mereka, melainkan “Jika ada masalah. Sebagai seorang pemimpin, saya ada untuk selalu memotivasi Anda”. Coba tanyakan hal-hal yang ringan tapi menyenangkan, “Andi, berapa umur anakmu? Seberapa pintar dia sekarang, apakah dia sudah bisa berjalan? ” atau “Rani, bagaimana kondisi suamimu sekarang? Apakah kondisinya membaik? ” Hanya meminta sesuatu yang sederhana tetapi tidak mencampuri urusan pribadi mereka, itu akan sangat senang.

3. Membantu Masalah Pekerjaan dan Pribadi.

Ketika poin kedua sudah dilakukan, dan ternyata karyawan kita sedang mengalami masalah pribadi, disinilah peran kita sebagai leader sangat dibutuhkan. Membantu masalah pribadi yang dimiliki karyawan bukan hanya soal uang. Kita tetap bisa membantu mereka tanpa harus mengeluarkan uang lebih selain gaji yang kita berikan kepada karyawan. Lalu, dengan cara apa kita bisa membantu mereka? Kekuatan atau kekuatan kita sebagai bos mereka dapat membantu Anda! Sementara kita membantu hal-hal yang positif, kenapa tidak?

Misalnya, beberapa hari yang lalu karyawan saya merasa sangat bingung. Dia sedang mencari toko untuk membangun usaha kecil-kecilan . Ada satu toko yang dia inginkan, tapi pemilik toko tidak mau jika karyawan saya membayar sewa di akhir bulan. Saya mencoba menemui pemilik toko dengan karyawan saya, dan berdiskusi ringan dengan mereka. Sampai akhirnya, pemilik toko setuju jika karyawan saya menyewa tokonya secepat mungkin.

4. Mendukung Bakat Lain yang Dimiliki Karyawan.

Jika rekan pembaca memiliki karyawan IT yang sangat handal di kantor atau karyawan marketing yang sangat pandai menjual produk. Ini tidak berarti mereka tidak memiliki keterampilan lain! Jika akhirnya rekan pembaca mengetahui skill atau skill lain yang dimiliki karyawan tersebut, cobalah menjadi supporter #1 mereka. Misalnya, katakanlah karyawan TI Anda adalah atlet bola basket. Minggu depan, dia memiliki kompetisi bola basket yang sangat penting baginya. Jangan hanya mengatakan “Semoga berhasil!” tapi coba luangkan waktu sebentar dan tonton pertandingannya. Kita yakin karyawan Anda akan merasa sangat dicintai.

5. Jangan Bohong dan Transparan Dengan Mereka.

Jika ada hal-hal yang ingin diketahui karyawan dan itu adalah sesuatu yang positif. Mengapa kita harus berpura-pura dengan berbohong? Jujurlah dengan semua yang kita rasakan dan ketahui, sementara semua itu baik.

Faktanya, tidak ada kebenaran yang selalu terasa manis. Kebenaran akan terasa pahit, tetapi itu baik untuk kehidupan seseorang. Misalnya, jika karyawan kita meminta umpan balik, jangan hanya mengatakan hal-hal baik untuk menjaga kesan baik kita di depan mereka.

Namun, katakan apa yang sebenarnya ada di dalamnya. Bagaimana kinerja mereka? apa kemampuan kepemimpinan mereka? Dan seterusnya. Mungkin kita harus berbicara sedikit pahit tentang beberapa hal. Tetapi secara positif, mereka tahu bagian mana yang perlu mereka tingkatkan dan tingkatkan. Ini semua demi kebaikan mereka di masa depan.

6. Luangkan Waktu Kita untuk Karyawan.

Waktu sangat berharga. Ini seperti hadiah mahal yang diberikan dari seseorang kepada kita. Faktanya, waktu jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa dicari kembali, tapi waktu tidak akan pernah bisa diputar kembali. Kesibukan yang tiada henti yang kita hadapi di kantor seringkali membuat hubungan kita dengan karyawan semakin renggang. Kita tidak bisa menyapa mereka atau hanya mendengarkan keluhan mereka tentang pekerjaan di kantor. Ingat, bahwa karyawan memegang peranan yang sangat penting bagi keberhasilan perusahaan dan bisnis kita, perlakukan mereka dengan sebaik-baiknya. Dengan menghabiskan waktu kita bersama karyawan, mereka akan merasa bahwa “pemimpin kita bersama kita”.

7. Lakukan Hal-Hal yang Membedakan Kita dari Pemimpin Lain.

Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan cinta dan perhatian kita kepada karyawan kita. Tidak perlu melakukan hal-hal besar, rumit dan mahal. Cara sederhana sudah cukup membuat mereka bahagia. Misalnya, pada hari-hari tertentu rekan pembaca mencoba mengajak mereka makan siang di luar bersama. Mencoba makan siang bersama karyawan di kantin akan membuat hubungan Anda dengan mereka semakin erat.

8. Merawat Hal-Hal Kecil.

Belajar membiasakan diri untuk peduli dengan hal-hal kecil yang sebenarnya berarti. Hal-hal kecil bukan berarti hal biasa, tetapi bisa menjadi hal yang sangat menyenangkan dan membahagiakan bagi karyawan. Misalnya, ketika seorang rekan pembaca melihat wajah seorang karyawan yang terlihat pucat dan tidak bersemangat, cobalah untuk mendekatinya dan menanyakan keadaannya. Jika karyawan kita menjelaskan bahwa dia merasa pusing dan tidak enak badan, sarankan agar dia pergi ke dokter untuk memeriksa keluhannya. Ini mungkin hal kecil dan sederhana, tetapi sebenarnya sangat berarti bagi karyawan kita. Tindakan ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan kesehatan karyawan kita.

9. Memberi Kesempatan kepada Karyawan untuk Mendapatkan Pengalaman Baru.

Jika rekan pembaca melihat karyawan Anda memiliki minat dan bakat lain yang masih relevan dengan kebutuhan perusahaan. Ini adalah kesempatan yang baik untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita sangat mendukung pengembangan diri mereka. Untuk menunjukkan kepedulian ini, kita dapat menawarkan mereka kesempatan baru untuk memiliki pengalaman baru di divisi yang mereka inginkan.

10. Harapan yang Perusahaan Berikan harus sesuai dengan Kemampuan Karyawan.

Jauh sebelum karyawan percaya dan percaya sepenuh hati tentang budaya, visi dan misi perusahaan kita, pastikan bahwa kita melihat mereka tidak hanya sebagai “karyawan”, tetapi kita memilih mereka karena mereka adalah orang-orang yang kemampuan dan keterampilannya membuat kita percaya bahwa mereka akan menjadi orang hebat di masa depan.

Dengan menyadari kemampuan yang mereka miliki, mereka akan semakin yakin bahwa bergabung dengan perusahaan kita adalah pilihan terbaik yang mereka miliki, karena kita akan selalu menghargai kemampuan mereka.

11. Lindungi Karyawan Terbaik Kita dari Klien yang Mengganggu.

Seringkali kita menganggap bahwa klien adalah Rajanya dan segala hal yang berhubungan dengan klien harus selalu DITAMPILKAN. Sayangnya, kita juga sering lupa bahwa karyawan terbaik yang kita miliki sekarang jauh lebih penting daripada klien. Jika beberapa kasus menunjukkan bahwa klien kita telah memperlakukan karyawan terbaik kita dengan buruk, maka jangan takut kehilangan klien. Takut kehilangan karyawan terbaik kita, karena karyawan yang baik dan unggul akan membawa hasil yang lebih di masa depan.