5 CARA MENINGKATKAN ETIKA KERJA DI PERUSAHAAN INDONESIA

Selama beberapa dekade, perusahaan dan organisasi telah menyadari bahwa etika kerja sangat penting bagi setiap karyawan dan bahkan setiap pemimpin. Dari lapisan bawah hingga lapisan atas, etos kerja merupakan salah satu hal paling berharga yang dimiliki individu. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika kerja? Etos kerja adalah nilai yang didasarkan pada kerja keras dan ketekunan. Ketika kerja keras dipadukan dengan ketekunan, kesuksesan akan lebih mudah diraih. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki etos kerja yang baik tidak akan merasa dirugikan dalam karirnya.

Namun, tidak semua orang merasa bahwa etos kerja ini penting. Atau, sebagian dari mereka sudah menyadari bahwa ini penting, tetapi tidak tahu bagaimana cara menumbuhkan etos kerja mereka.

Secara alami, setiap manusia memiliki etos kerja dalam dirinya. Sayangnya, semangat etos kerja akan sirna jika tidak terus diasah dengan baik. Untuk itulah kita perlu meningkatkan etos kerja yang ada pada diri kita. Nah, menurut website dunia bisnis, ada 5 cara utama yang bisa diterapkan oleh semua perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan etos kerja karyawannya, dan cara-cara di bawah ini bisa diterapkan oleh semua perusahaan di Indonesia. Mari kita simak penjelasan berikut.

1. Saling Menghormati dan Memberi Rasa Hormat.

Manusia adalah makhluk sosial yang sebenarnya tidak dapat hidup atau bertahan hidup tanpa kehadiran manusia lain di sisinya. Meskipun mereka membutuhkan kehadiran manusia lain, mereka juga perlu dihormati dan dihormati oleh orang lain.

Rasa hormat yang mereka dapatkan dari orang lain akan membuat kita merasa “lebih utuh”, karena kita akan merasa bahwa orang lain sadar dan menginginkan kehadiran kita di pihak mereka. Untuk itulah cara pertama yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan etos kerja adalah saling menghormati dan menghargai seluruh jajaran pekerja di suatu perusahaan.

Tidak peduli apa posisi mereka, dari penjaga keamanan hingga direktur, semua orang perlu dihormati dan dihormati. Nah, jika seseorang sudah merasakan hal ini di lingkungan kerjanya, bisa dipastikan mereka akan merasa nyaman dan betah bekerja di perusahaan tersebut.

Tidak hanya itu, perasaan dihargai dan dihormati akan membuat seseorang memberikan kinerja yang lebih dari biasanya. Cara pertama ini perlu diterapkan pada setiap perusahaan di Indonesia. Melihat masih banyak anak muda yang tidak menghargai rekan kerja yang lebih senior, atau atasan yang meremehkan posisi karyawannya. Ini benar-benar tidak! Itulah sebabnya sikap saling menghormati dan menghargai perlu diterapkan oleh semua orang, dari segala usia.

2. Berkomunikasi Secara Terbuka.

Ketika semua orang merasa dihargai dan dihormati, sekarang kita perlu mengadopsi cara kedua, yaitu berkomunikasi secara terbuka. Komunikasi terbuka sangat penting untuk diterapkan dalam tim mana pun. Hal ini tidak hanya bertujuan untuk mengurangi kesalahpahaman di tempat kerja, tetapi juga untuk menumbuhkan rasa profesionalisme dan menumbuhkan budaya kerja yang baik di tempat kerja .

Tidak ada yang perlu ditutup-tutupi, tidak ada kebohongan dan semuanya berjalan apa adanya. Komunikasi yang berjalan lancar dan terbuka akan menciptakan tim yang kuat. Mengapa? Karena mereka akan merasa saling percaya satu sama lain.

Dalam penerapan komunikasi semacam ini, para pemimpin juga akan lebih mudah menyampaikan nilai-nilai dan budaya kerja yang diharapkan oleh perusahaan. Semuanya dapat dipahami dengan jelas oleh karyawan, sehingga mereka akan memahami bagaimana indikator penilaian yang berlaku di perusahaan dan bagaimana mereka dapat mencapai jenjang karir yang lebih tinggi.

Ketika semuanya dipahami dengan jelas, karyawan akan merasa lebih bersemangat dan termotivasi untuk memberikan kinerja yang lebih baik . Ini semua dilakukan agar mereka dapat mencapai prestasi yang diharapkan oleh pemimpinnya dan dapat mencapai jenjang karir yang diinginkan. Komunikasi seperti ini perlu diterapkan pada semua perusahaan atau organisasi di Indonesia. Tujuannya untuk menghindari perpecahan antar pegawai, seperti kasus nepotisme.

3. Saling memberi contoh yang baik.

Meski posisi pemimpin selalu di depan, bukan berarti hanya pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk memberi contoh yang baik. Kita dapat mengatakan bahwa setiap orang di setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk memberikan contoh yang baik.

Memberi contoh yang baik tidak selalu tentang hal-hal yang berat, misalnya mendapatkan penghargaan dari mitra bisnis dan lain-lain. Contoh yang baik bisa dimulai dari hal-hal kecil yang sering kita anggap remeh. Misalnya tidak datang terlambat ke kantor, tidak mengganggu rekan kerja yang sedang bekerja, menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu, dan lain-lain. Itu semua mungkin tidak terlalu “WOW”, tapi kita perlu menerapkannya dari sekarang.

Ketika kita telah memberikan contoh yang baik, kita secara tidak langsung membantu menciptakan lingkungan kerja yang positif . Hal-hal positif lebih sulit untuk diterapkan dan disebarkan, itulah sebabnya kita semua perlu mengusahakannya.

Jika setiap orang selalu memberikan kinerja terbaik, maka dapat dipastikan persaingan positif untuk berprestasi dapat tercipta di antara seluruh karyawan. Apalagi masyarakat di Indonesia terdiri dari berbagai suku dan daerah. Norma yang berlaku di setiap daerah mungkin berbeda, tapi setidaknya kita bisa fokus pada nilai-nilai inti dan budaya kerja perusahaan.

4. Saling Percaya.

Memercayai. Dan itu! Etika kerja tidak akan tercipta jika tidak ada rasa percaya. Coba kita bayangkan, bagaimana seorang karyawan bisa memberikan etos kerja yang kuat, jika dia tidak mendapatkan kepercayaan dari manajernya?

Pemberian kepercayaan juga perlu diterapkan oleh atasan dan karyawan. Pemimpin harus percaya bahwa karyawan mereka akan menggunakan kepercayaan mereka dengan kemampuan terbaik mereka. Mereka percaya bahwa karyawan tidak akan mengungkapkan rahasia perusahaan, karyawan akan memberikan hasil yang luar biasa untuk proyek yang mereka kerjakan, dan sebagainya.

Sebaliknya, karyawan juga perlu memberikan kepercayaan kepada pemimpinnya. Percaya bahwa penilaian kinerja yang mereka berikan dilakukan secara adil, percaya bahwa pemimpin akan membimbing mereka untuk mengembangkan diri lebih baik, dan contoh kepercayaan lainnya.

Bisa dilihat dengan jelas bukan, bahwa etos kerja yang kuat sangat membutuhkan rasa saling percaya ?

5. Memberikan Pelatihan Berkualitas kepada Karyawan.

Jika keempat cara di atas sudah diterapkan, maka kita membutuhkan satu cara lagi untuk menyelesaikannya. Semua metode di atas tidak lengkap tanpa adanya pelatihan atau training yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya.

Pelatihan ini bisa dalam bentuk kepemimpinan pelatihan, pelatihan manajemen, dan sebagainya. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk mengasah kemampuan para karyawan agar lebih termotivasi untuk menjadi karyawan yang unggul. Tentunya semua karyawan yang unggul harus memiliki etos kerja yang tinggi.

Padahal, kinerja tenaga kerja Indonesia masih kalah bersaing dengan negara lain. Untuk itulah pelatihan yang berkualitas perlu diberikan kepada setiap perusahaan di Indonesia. Tujuannya agar kinerja masyarakat Indonesia semakin maju dan hebat.