5 STRATEGI UNTUK MENANG DALAM PRESENTASI BISNIS

Pernahkah Anda mendengar seorang pembaca yang mendengar presentasi bisnis yang sangat mengagumkan, baik yang dilakukan oleh rekan kerja atau calon klien yang memasarkan produknya melalui presentasi bisnis? Tidak sedikit orang yang takut menghadapi presentasi bisnis, apalagi jika dilakukan untuk pertama kali dan di depan calon klien.

Padahal, kita semua bisa lancar dan sukses dalam menyampaikan presentasi bisnis di depan siapa saja, baik calon pelanggan, mitra bisnis, klien atau bos kita sendiri. Untuk dapat memenangkan presentasi bisnis dan menyegel kesepakatan antara kita dengan calon klien, ada beberapa strategi yang perlu kita terapkan. Langsung saja kita simak penjelasan 5 strategi memenangkan presentasi bisnis yang dikutip dari website entrepreneur.

1. Memiliki Persiapan yang Dewasa.

Strategi pertama ini bukan hanya tentang mempersiapkan semua dokumen, company profile dan slide presentasi yang akan kita sampaikan dalam presentasi bisnis, tetapi persiapan yang matang juga berarti mengenal calon pelanggan perusahaan lebih dalam, bahkan mencoba untuk mengetahui karakter dari calon pelanggan tersebut. pelanggan yang akan menjadi penonton presentasi bisnis kita nantinya juga sangat penting.

Misalnya rekan-rekan pembaca sudah tahu kalau nanti saat presentasi bisnis dimulai akan dihadiri oleh Bapak Anto dan Ibu Rina selaku pimpinan perusahaan calon klien Anda. Dari sini, rekan pembaca dapat mengetahui karakternya melalui sumber apa saja. Misalnya rekan-rekan pembaca mulai mengeksplor media sosialnya, dari situ mungkin kita bisa mengetahui apa yang mereka sukai dan apa yang mereka benci.

Media sosial yang bisa dilacak, misalnya LinkedIn. Dengan mengetahui sedikit gambaran tentang calon pelanggan kita, hal ini akan memudahkan presentasi bisnis kita dalam mendapatkan perhatian lebih dari calon pelanggan.

2. Buat “Sesi Mendengarkan” dengan Calon Pelanggan sebelum Memulai Presentasi.

Seperti yang kita ketahui bahwa setiap produk dan jasa hadir untuk mengatasi permasalahan yang dimiliki oleh konsumen . Saat kita akan melakukan presentasi bisnis, secara tidak langsung kita ingin menyampaikan kepada calon pelanggan bahwa “kita punya solusi untuk masalah yang sedang anda hadapi saat ini”. Presentasi bisnis bertujuan untuk meyakinkan calon pelanggan bahwa produk atau jasa yang kita tawarkan adalah solusi yang paling tepat dibandingkan dengan produk yang dimiliki oleh pesaing.

Sayangnya, hal ini seringkali membuat kita melakukan kesalahan yang sangat fatal. Selama presentasi bisnis, kita terlalu percaya diri dan berbicara tanpa henti tentang produk kita. Tidak ada sesi mendengarkan yang diadakan sebelum presentasi dimulai.

Oleh karena itu, kita mendorong rekan-rekan pembaca untuk membuat “sesi mendengarkan” keluhan dari calon pelanggan. Katakan kepada mereka, “Kita dan tim hadir untuk memberikan solusi atas masalah yang Anda miliki, tetapi apakah perusahaan Anda memiliki masalah lain yang mungkin dapat kita berikan solusi dalam presentasi bisnis ini?”.

Nah, pertanyaan seperti ini akan membuka petunjuk lain agar kita bisa memenangkan hati calon pelanggan. Mungkin mereka akan mengatakan bahwa “Kita sangat tertarik dengan produk Anda, tetapi kita memiliki masalah dengan harga yang ditawarkan”. Dengan panduan baru ini, kita bisa memberikan solusi tambahan agar mereka bisa nyaman dengan harga yang kita tawarkan selanjutnya.

3. Kurangi Penggunaan Alat Visual dalam Presentasi Bisnis.

Alat visual seperti brosur, pamflet, slide, video dan lain sebagainya memang akan membantu presentasi bisnis kita menjadi lebih menarik, namun jangan digunakan secara berlebihan. Strategi ketiga untuk memenangkan presentasi bisnis adalah mengurangi penggunaan alat visual.

Logikanya, jika kita hanya mengandalkan alat visual untuk memasarkan produk dan jasa kepada pelanggan, lalu apa gunanya kehadiran kita dalam presentasi? Mengapa mereka tidak hanya melihat alat visual di situs web kita tanpa mendengarkan presentasi kita lebih lanjut?

Justru itulah tugas utama kita sebagai pemasar produk dan jasa. Secara alami, seorang manusia akan lebih percaya dan tersentuh jika dia mendengarkan apa yang dikatakan manusia lain. Alat visual hanya dibuat oleh manusia, calon pelanggan tetap perlu mendengarkan manfaat produk langsung dari orang yang mereka percayai yaitu bagian pemasaran.

Selain itu, alat visual tidak dapat mendengarkan setiap keluhan dan masalah yang dimiliki prospek. Sifat empati dan simpati hanya dimiliki manusia, bukan alat visual.

4. Membuat Presentasi Bisnis Menjadi Hidup.

Masalah lainnya adalah pebisnis atau presenter tidak menyadari betapa membosankannya mereka saat menyampaikan presentasi bisnis. Ayo! Ini bukan sekedar presentasi biasa. Presentasi bisnis adalah presentasi yang sangat penting bagi kita dalam meyakinkan calon pelanggan untuk mempercayai kita dan produk yang kita tawarkan kepada mereka.

Ini lebih dari sekedar presentasi di kelas saat masih di sekolah. Coba bayangkan betapa tertekannya calon pelanggan harus duduk selama 30 menit untuk mendengarkan presentasi bisnis yang sangat membosankan dan membuat mereka mengantuk.

Oleh karena itu, buatlah presentasi bisnis menjadi hidup. Misalnya, ajukan beberapa pertanyaan kepada calon pelanggan, sehingga presentasi memiliki komunikasi dua arah. Contoh pertanyaan seperti, “Bisakah Anda menebak bahan apa tas yang kita jual?” Juga, jangan lupa untuk memberikan contoh nyata atau memberikan sedikit humor dalam presentasi bisnis kita.

5. Bersiaplah untuk Mengambil Langkah Selanjutnya.

Setelah menerapkan 4 strategi sebelumnya, penting bagi kita untuk melakukan persiapan selanjutnya. Cobalah untuk tidak mengatakan “kita berharap untuk berbicara atau bertemu lagi di lain waktu.” Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pernyataan tersebut. Namun, kita juga perlu melakukan langkah setelah presentasi bisnis diadakan.

Kita mendorong rekan pembaca untuk menjadwalkan pertemuan berikutnya atau melakukan panggilan telepon ke calon pelanggan. Namun perlu diingat, jangan lakukan ini dengan nada atau kata-kata yang terlalu posesif. Tunjukkan saja kepada mereka bahwa kita benar-benar tertarik untuk bekerja dengan prospek kita.