Apakah Generasi Muda Cenderung Melakukan Perencanaan Keuangan yang Salah?

Ya! Ini adalah topik yang menarik, terutama bagi kaum muda di usia 20-an, yang mungkin baru saja memulai pekerjaan mereka dan untuk pertama kalinya mendapatkan uang dari pekerjaan mereka sendiri. Wow! Hal ini menunjukkan bahwa kaum muda harus dapat mengklasifikasikan prioritas keuangannya agar memiliki perencanaan keuangan yang baik. Sayangnya, kaum muda cenderung melakukan kesalahan dalam menentukan apa yang menjadi kebutuhan dasar mereka dan apa yang hanya menjadi keinginan mereka.

Berikut ini beberapa kesalahan dalam perencanaan keuangan yang dilakukan oleh anak muda usia 20-an yang telah kita rangkum berdasarkan website pengusaha tersebut. Mari kita simak penjelasan berikut.

1. Mengutamakan Keinginan daripada Kebutuhan.

Kita tahu bahwa kita harus membayar sewa rumah atau apartemen, tetapi karena ada diskon besar di mall dekat kantor, akhirnya kita mulai tergoda untuk menggunakan uang yang seharusnya dialokasikan pada prioritas pertama dan diarahkan untuk hal-hal itu hanya keinginan.

Sebenarnya, kita tidak terlalu membutuhkan sepatu hak tinggi baru karena kita sudah memiliki dua pasang sepatu di apartemen. Namun, seringkali imajinasi kita membayangkan bahwa “siapa tahu saya membutuhkan barang ini” atau “mungkin ini bisa menambah kepercayaan diri saya di kantor” dan lain sebagainya. Padahal, tanpa sepasang sepatu baru kita tidak akan mengalami masalah.

Uang yang kita gunakan untuk memenuhi keinginan adalah uang yang harus dialokasikan untuk kebutuhan, yang prioritas pertama bersifat jangka pendek, seperti makan dan minum. Bayangkan saja jika uang untuk membeli makanan selama seminggu kita gunakan untuk membeli sepatu baru? Aku ingin tahu apa yang akan terjadi?

Kita mungkin mendapatkan sepatu cantik yang kita inginkan, tetapi kita mungkin harus menahan lapar atau makan makanan tidak sehat dengan harga murah.

2. Sering Tergoda Berutang.

Memasuki usia 20-an, kita perlu mengatur keuangan kita sendiri. Pada rentang usia ini, kita sudah diperbolehkan oleh orang tua untuk memegang kartu ATM atau kartu kredit sendiri. Bagi sebagian orang yang sudah mulai bekerja di usia 20-an, menawarkan kartu kredit juga sangat umum. Saat generasi muda jalan-jalan di mall, banyak sekali agen bank yang menawarkan jasa pembuatan kartu kredit, “Bu, mbak, punya kartu kredit bank XXX? Jika belum, apakah Anda tertarik untuk membuat kartu kredit? Yuk saya jelasin dulu, cicilannya ringan! ” Kartu kredit kalimat kutipan benar-benar dibungkus sangat cantik dan menarik perhatian generasi muda.

Cicilan yang sangat dipermudah, potongan harga yang bertebaran membuat anak muda mudah tergoda untuk berhutang di sana-sini. Ya! Ini adalah kesalahan kedua yang sering dilakukan oleh anak muda di usia 20-an. Jika kita selalu tergoda untuk berhutang, maka perencanaan keuangan kita akan menjadi berantakan.

3. Menabung Uang Tunai, Tapi Tergoda Mengambilnya.

Jika kita sudah berhasil menabung di bank, itu bagus! Namun, menyimpan uang tunai di bank juga memiliki risiko yang cukup tinggi. Kebanyakan anak muda akan tergoda untuk mengambil uang tabungannya di bank. Setiap kali kita tergoda untuk membeli sesuatu, pikiran kita selalu membayangkan “Sepertinya saya punya cukup uang untuk membeli barang ini, tabungan di bank XXX masih ada, mungkin saya bisa menggunakannya dulu”.

Mindset atau pola pikir seperti ini sangat berbahaya bagi masa depan tabungan kita. Oleh karena itu, kita menyarankan mitra Career Advice yang masih berusia 20-an, untuk tidak fokus menabung saja. Rekan pembaca juga bisa membagi tabungan menjadi deposito, sehingga rekan pembaca akan kesulitan untuk mengambil tabungan di bank.

4. Jangan Sisihkan Uang untuk Berinvestasi.

Jika rekan pembaca sudah berhasil menempatkan prioritas dan menggunakan uang sesuai dengan perencanaan keuangan yang ada, baguslah! Namun, rekan pembaca juga tidak boleh melupakan pentingnya investasi. Investasi sangat berguna untuk memenuhi prioritas ketiga yang kita bahas di awal artikel. Nantinya, rekan pembaca bisa menggunakan uang hasil investasi untuk membeli rumah masa depan, biaya pernikahan, biaya pendidikan anak, biaya ibadah, atau mendirikan usaha di masa depan.