Kapan Natal Menjadi Pesta yang Sah?

Tanggal 25 Desember adalah hari yang diperingati oleh umat Kristiani di seluruh dunia. Hari itu merayakan kelahiran Yesus Kristus; Nabi yang diutus oleh Allah untuk membebaskan manusia dari kejahatan. Banyak orang dan budaya di seluruh dunia, termasuk orang Kristen, merayakan hari raya tersebut. Di banyak negara, Amerika Serikat, Natal dirayakan sebagai hari libur federal. Festival ini secara resmi diakui sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat pada tahun 1870.

Gelombang reformasi agama

Pada pertengahan abad ke-17, reformasi agama di seluruh Eropa mengubah cara orang Kristen merayakan hari raya di Eropa. Pada tahun 1654 Oliver Cromwell memimpin pasukan Puritan dalam mengambil alih Inggris dan akibatnya membuang Natal. Ketika Charles II berdiri, dia memulihkan liburannya. Pada 1620, separatis Inggris mencapai Amerika; tetapi pada saat itu Natal tidak diakui sebagai hari libur di benua itu. Antara 1659-81 Natal dilarang di Boston, tetapi Kapten John Smith memimpin orang-orang Jamestown untuk merayakan hari itu.

Natal sebagai pesta negara

Pada abad ke-19, konsep merayakan Natal mulai menyebar di Amerika Serikat. Liburan itu diciptakan kembali oleh orang Amerika dalam jambore yang berfokus pada melankolis dan kedamaian. Negara bagian utara dan selatan memiliki pandangan yang bertentangan tentang masalah perbudakan dan Natal. Orang-orang Nordik lebih menyukai Thanksgiving saat Natal sementara orang Selatan melihat acara itu sebagai perayaan yang penting. Pada tahun 1836 Natal dinyatakan sebagai hari libur di Alabama, pada tahun 1838 Louisiana dan Arkansas mengikuti contohnya.

Natal sebagai hari libur federal

Pada tahun 1870-an, pemerintah federal mulai mengakui hari libur nasional sebagai hari libur federal. Natal, ulang tahun George Washington, Tahun Baru, Thanksgiving dan Hari Kemerdekaan adalah lima hari libur pertama yang diadopsi sebagai hari libur federal. Pada tahun 1968 semua karyawan, kecuali mereka yang berada di instalasi pemerintahan dan negara yang kritis, harus mengambil cuti untuk merayakan Natal bersama keluarga mereka. Beberapa negara di dunia telah mengadopsi konsep nasionalisasi Natal. Selama festival, bangunan seperti sekolah, bank, hotel, dan perusahaan tetap ada. Saat ini banyak negara sekuler seperti India juga merayakan Natal sebagai hari libur nasional.