Poin, Cerita, Metafora.

Agar promosi produk dan jasa yang kita lakukan kepada calon pelanggan akan berhasil dengan lancar, maka kita mengambil informasi terpenting yang perlu kita lakukan dalam hal ini yaitu poin, cerita dan metafora. Sebelum kita mulai menceritakan produk kepada calon konsumen, baik itu melalui presentasi atau berbicara secara langsung (non formal), hal pertama yang perlu kita persiapkan adalah poin-poinnya.

Yap, ketika kita mendengar kata “titik” ini mungkin terdengar sangat kaku. Coba bayangkan bagaimana seseorang menceritakan dirinya di depan orang banyak dengan menggunakan poin. Untuk contoh berikut:

– Anak keempat dalam keluarga.

– Lulus dari tahun 2007 dengan jurusan Ekonomi.

– Memulai bisnis sampai sekarang.

Apa pendapat Anda tentang rekan pembaca Anda? Terlihat sangat kaku dan terbatas, bukan? Tentu semua terlihat kaku, karena semua bagian di atas hanya sebatas poin-poin yang belum kita kembangkan menjadi sebuah cerita. Itu sebabnya ketika kita menggunakan poin dalam memasarkan produk dan jasa untuk membidik pelanggan, audiens dan calon pelanggan kita akan merasa bosan mendengarnya.

Nah, peran cerpen adalah mengembangkan poin-poin penting yang kita miliki dan dikemas dalam bahasa yang menarik untuk didengar. Mari kita lihat contoh di bawah ini:

– Saya anak keempat dari delapan bersaudara dan hidup dalam lingkungan keluarga yang sangat harmonis. Pada tahun 2007, saya melanjutkan studi di Jakarta jurusan Ekonomi dengan nilai yang sangat memuaskan. Kecintaan saya pada Ekonomi telah mendorong saya untuk berkecimpung dalam dunia bisnis. Akhirnya di tahun 2009, saya memulai usaha kecil-kecilan dengan mendirikan startup untuk kursus online. Saya percaya bahwa semua orang Indonesia perlu memiliki keterampilan yang baik dan mereka dapat mengasah keterampilan mereka di mana saja dan kapan saja dengan belajar dari kursus online kita … dan seterusnya.

Ok, sekarang coba rekan Career Advice untuk membandingkan poin dan cerita yang baru saja kita sampaikan di atas. Dari keduanya, mana yang lebih menarik untuk didengarkan bagi rekan-rekan pembaca? Kita yakin sebagian besar rekan pembaca akan lebih suka mendengar poin-poin yang berbentuk cerita.

Jika rekan pembaca ingin memasarkan produk dan jasanya, tambahkan saja cerita pembuatan produk dan jasa tersebut. Misalnya, beri tahu kita mengapa rekan pembaca dan tim Anda akhirnya memutuskan untuk membuat produk dan layanan ini, solusi apa yang ingin Anda berikan kepada pelanggan, nilai dan kualitas apa yang akan pelanggan dapatkan, berapa harganya, dan apa yang membuat produk dan layanan kita berbeda dan jauh lebih baik dari yang ditawarkan oleh pesaing?

Selain itu, dalam cerita kita juga perlu menunjukkan konsekuensi negatif dari apa yang tidak kita katakan pada poin sebelumnya. Koneksi baru kita harus tahu bahwa bisnis yang kita dirikan tidak berhasil dalam semalam. Tujuan lain, kita ingin menunjukkan bahwa ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari para pendengar cerita kita tentang kisah hidup atau pengalaman yang bisa mereka pelajari. Dengan kata lain, poin harus sederhana dan singkat, sementara cerita pendek perlu menjelaskan poin-poin ini secara lebih mendalam, tetapi tetap singkat.

Langkah selanjutnya adalah membawa cerita pendek kita ke metafora. Metafora di sini berfungsi untuk menunjukkan pendengar sekali lagi ke titik awal, tetapi dari sudut yang berbeda. Dari metafora ini, kita menceritakan sebuah cerita pendek menggunakan persamaan dan perbandingan. Jadi, pendengar dapat menghubungkan cerita pendek kita dengan kehidupan pribadi mereka, dan mengambil nilai penting dari cerita pendek tersebut.

Rekan pembaca juga dapat memasarkan produk dan jasa melalui metafora, yaitu dengan membandingkan kualitas produk dengan produk pesaing, dan menyamakan kualitas dengan produk lain yang setara.