Sistem Koordinasi: Sistem Saraf, Sensor dan Sistem Hormon pada Manusia: Memahami Sistem Koordinasi,Sistem saraf

Materi Biologi kali ini akan menjelaskan tentang sistem koordinasi dan alat indera. Sistem ini akan mengatur kerja antar sistem yang saling mendukung dan terorganisir. Simak baik-baik penjelasan di bawah ini.

Bab Daftar ☰

Memahami Sistem Koordinasi

Semua sistem organ tubuh dapat bekerja secara harmonis karena adanya sistem koordinasi. Sistem ini memiliki tugas untuk menerima rangsangan, kemudian meneruskannya ke alat koordinasi, sehingga menentukan respon.

Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf, organ sensorik dan sistem hormonal atau endokrin. Kerja sistem koordinasi sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup setiap saat. Pada beberapa hewan, sistem koordinasi sangat berguna untuk kelangsungan hidup.

Sistem saraf

Beroperasinya organ-organ lain sesuai dengan fungsinya secara teratur karena bekerjanya sistem saraf. Cara kerja saraf dimulai saat rangsangan diterima oleh sel saraf. Kemudian, kegembiraan dikirim ke pusat saraf.

Dari saraf pusat rangsangan akan dikirim ke sel saraf lain yang akan merespon rangsangan tersebut. Selanjutnya, secara umum sistem saraf berfungsi untuk mengenali rangsangan yang datang dari luar dan dari dalam tubuh.

Kemampuan untuk mengenali rangsangan ini dibantu oleh indera. Sistem saraf juga memiliki fungsi untuk mengontrol dan mengatur jenis aktivitas dalam menanggapi rangsangan tersebut.

Sel saraf . Sistem saraf pada manusia terdiri dari jaringan saraf. Jaringan saraf terdiri dari sel-sel saraf atau neuron. Struktur sel saraf yang satu bisa berbeda dengan yang lain, tergantung lokasi dan fungsinya.

Untuk dapat menjalankan fungsinya, sel saraf harus memiliki bagian yang menerima dan menghantarkan rangsang. Oleh karena itu, sel saraf tersusun atas badan sel, dendrit, dan akson atau neurit yang memiliki fungsi khusus.

Badan sel saraf berfungsi sebagai inti sel, dan mengandung sitoplasma. Fungsi badan sel saraf adalah tempat untuk menjaga seluruh bagian sel saraf agar tetap berfungsi.

Sedangkan dendrit merupakan cabang sitoplasma yang berupa serabut. Serabut dendritik ini berfungsi untuk menyalurkan rangsangan atau rangsangan ke badan sel.

Kemudian, akson, adalah garis sitoplasma yang ukurannya lebih panjang dibandingkan dendrit. Serabut akson berfungsi menyampaikan rangsangan dari badan sel ke sel saraf lainnya.

Di dalam akson terdapat benang halus yang disebut neurofibril. Neurofibril ini berfungsi untuk mengantarkan implan saraf. Selanjutnya, akson terbungkus dalam selubung mielin.

Selubung mielin memiliki fungsi untuk melindungi sel saraf dari tekanan atau cedera dan mempercepat jalannya impuls saraf. Struktur selubung mielinnya menerus sehingga membentuk banyak lekukan.

Lekukan antar segmen disebut celah akson atau simpul ranvier. Kemudian, pada bagian luarnya terdapat membran yang menutupi sel yang disebut neurolema. Ujung akson berbentuk kantung yang mengandung asetilkolin atau konduktor rangsang dan kolinesterase atau koneksi penetral dalam sinapsis.

Sinapsis adalah celah yang berada di antara pertemuan dua sel saraf. Pertemuan dapat terjadi antara dendrit, akson – badan sel saraf, akson, dendrit, dan dendrit – badan sel saraf.

Sel saraf memiliki fungsi untuk membawa rangsang dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lainnya. Sel saraf ini dapat diklasifikasikan menurut fungsinya, terdiri dari sel saraf sensorik, sel saraf motorik, dan sel saraf penghubung atau konektor.

Sel saraf sensorik membawa rangsangan dari organ sensorik ke pusat sistem saraf. Sedangkan bagian tubuh yang menerima rangsangan disebut reseptor. Semua organ indera dapat dikatakan sebagai reseptor.

Sel saraf motorik membawa rangsangan dari sistem saraf pusat ke efektor. Efektor adalah bagian tubuh yang menjalankan perintah dari otak sebagai hasil rangsangan. Sel saraf motorik terdiri dari banyak dendrit dan hanya ada satu akson.

Sel saraf penghubung memiliki fungsi sebagai penghubung sel saraf sensorik dengan sel saraf motorik. Rangsangan yang dibawa oleh saraf sensorik pergi ke sumsum tulang belakang dan otak.

Rangsangan diterima dan disatukan dengan menghubungkan sel-sel saraf di sumsum tulang belakang atau di otak. Sel saraf penghubung juga menghantarkan rangsangan ke saraf motorik. Sel saraf motorik membawa rangsang dari sumsum tulang belakang atau otak ke efektor.

Pengelompokan sel saraf berdasarkan strukturnya dikelompokkan menjadi sel saraf unipolar, bipolar, dan multipolar. Sel saraf unipolar memiliki badan sel yang bercabang menjadi akson dan dendrit.

Sel saraf dikatakan bipolar jika terdapat garis dendritik dan garis akson. Sedangkan sel saraf multipolar memiliki banyak garis dendritik dan satu jalur akson.

Pengelompokan saraf. Saraf pada tubuh manusia ada yang berada pada poros tubuh dan ada pula yang berada di tepi tubuh. Saraf di sumbu tubuh membentuk sistem saraf pusat. Sedangkan yang berada di tepi tubuh membentuk sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang atau medula spinata. Otak dibagi menjadi serebrum, serebelum, dan sumsum lanjut. Cerebrum terdiri dari dua bagian yaitu hemisfer kiri dan hemisfer kanan.

Belahan otak kiri, memiliki fungsi untuk mengatur dan mengontrol aktivitas tubuh bagian kanan. Sedangkan hemisfer kanan berfungsi untuk mengatur dan mengontrol aktivitas tubuh kiri.

Otak besar terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar atau korteks berwarna abu-abu, terdapat badan sel saraf dan sel saraf penghubung. Permukaan, korteks terlipat sehingga permukaan menjadi lebih lebar.

Lapisan dalam berwarna putih, di dalamnya terdapat banyak serabut saraf. Otak besar merupakan pusat pengendalian kegiatan yang diwujudkan, yaitu berpikir, berbicara, melihat, bergerak, mengingat, dan berkehendak.

Cerebellum atau otak kecil berada di bawah otak besar. Otak kecil terdiri dari dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Pembelahan ini dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan sebagai pusat koordinasi kerja otot saat bergerak.

Sumsum lanjutan atau medula oblongata, menghubungkan otak kecil dengan sumsum tulang belakang. Sumsum tingkat lanjut berfungsi sebagai pusat pengatur detak jantung, pusat pengatur pernafasan, pusat pengatur tekanan darah, dan pusat pengatur suhu tubuh.

Sumsum tulang belakang, atau medula spinata, berada di saluran yang dibentuk oleh tulang belakang. Sumsum tulang belakang dibagi menjadi dua lapisan, lapisan luar dan lapisan dalam.

Lapisan luar ini berwarna putih dan mengandung banyak serabut saraf. Sedangkan lapisan dalam ini berwarna abu-abu, mengandung banyak badan sel dan sel saraf penghubung.

Sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf tepi ini menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ tubuh. Sistem saraf tepi terdiri dari saraf dan ganglia.

Saraf merupakan perpanjangan dari struktur yang terdiri dari kelompok serabut saraf. Selanjutnya, ganglia adalah kumpulan badan sel saraf. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tentang sistem saraf somatik dan otonom. Kedua sistem saraf tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

Sistem saraf somatik terdiri dari dua belas pasang saraf otak atau saraf kranial. Selain itu, juga terdapat 31 pasang urat saraf tulang belakang atau spinal cord.

Sistem saraf otonom disebut juga sistem saraf bawah sadar karena bekerja sendiri tanpa dipengaruhi oleh kesadaran. Sistem saraf otonom ini terdiri dari sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Cara kerja kedua struktur saraf tersebut bersifat antagonis atau antagonis.

Perbedaan antara sistem saraf simpatis dan parasimpatis, adalah sebagai berikut.

  • Sistem saraf simpatis : mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh darah jantung dan otot, memperlebar bronkus, mempercepat gerak pertalsis, dan mempercepat tekanan darah.
  • Sistem saraf parasimpatis: memperlambat denyut jantung, mempersempit arteri dan otot jantung, menyempitkan bronkus, memperlambat gerak peristaltik, dan memperlambat tekanan darah.

Selanjutnya berdasarkan cara rangsangnya, gerak dibedakan menjadi dua, yaitu gerak normal dan gerak refleks. Gerak biasa ini dari reseptor ke saraf sensorik kemudian ke otak ke saraf motorik dan akhirnya ke efektor.

Sementara refleks ini retak dari reseptor ke saraf sensorik ke neuron perantara atau penghubung ke saraf motorik dan akhirnya ke efektor.

Baca juga: Alat Reproduksi Wanita dan Penyakit dan Kelainannya

Sistem Hormon

Umumnya hormon memiliki fungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan kerja alat-alat tubuh. Selain itu, hormon dapat mempengaruhi alat reproduksi, pertukaran zat, dan perilaku.

Hormon yang mengatur keseimbangan tubuh dan kerja organ sebenarnya adalah zat yang dikeluarkan oleh usus buntu atau kelenjar endokrin. Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa kelenjar endokrin.

Cara kerja kelenjar endokrin ini tidak bisa berdiri sendiri. antara kelenjar endokrin satu sama lain saling mendukung. Kelenjar endokrin manusia meliputi kelenjar pituitari, kelenjar tiroid, kelenjar tiroid, kelenjar pankreas, kelenjar ginjal, dan kelenjar genital.

Berikut ini dapat dijelaskan tentang kelenjar endokrin dan fungsinya.

  • Kelenjar hipofisis adalah hormon somatrofin. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan. Dimana kelenjar ini merupakan kelenjar utama atau master gland. Kelenjar hipofisis terdiri dari tiga lobus yaitu lobus depan, lobus tengah, dan lobus belakang.
  • Kelenjar tiroid atau hormon tiroid tiroksin. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk mengatur metabolisme dalam tubuh dan mempengaruhi perkembangan tubuh dan mental. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan stunting atau kretinisme, sedangkan kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme.
  • Kelenjar paratiroid adalah hormon parathormon. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk mengatur kadar kalsium dalam tubuh. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan kejang otak.
  • Kelenjar pankreas mengandung hormon insulin. Kelenjar ini memiliki fungsi untuk mengatur kadar gula darah. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus.
  • Kelenjar lambung dan usus termasuk hormon gastrin dan sekretin. Kelenjar ini berfungsi untuk merangsang sekresi lateks lambung dan merangsang sekresi bikarbonat. Kekurangan hormon ini dapat menyebabkan lambung tidak dapat mencerna protein dengan baik, tidak dapat memecah pati, lemak, dan protein.
  • Kelenjar gonad adalah testosteron, estrogen dan progesteron. Hormon testosteron ini memiliki fungsi mempengaruhi perkembangan genitalia sekunder pada pria. Kekurangan hormon ini bisa menyebabkan sel telur pada wanita sulit matang.

Hormon estrogen ini memiliki fungsi untuk pematangan sel telur dan pengaturan seks sekunder pada wanita. Kekurangan hormon ini menyebabkan sel telur pada wanita sulit matang. Hormon estrogen ini memiliki fungsi untuk mempengaruhi kontraksi otot rahim, produksi ASI. Kekurangan hormon ini menyebabkan produksi ASI menjadi kurang.

Selanjutnya terdapat perbedaan pengaturan aktivitas tubuh yang dilakukan oleh saraf dan hormon yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

  • Regulasi oleh saraf: penyampaian rangsang dengan cepat, rangsang atau impuls hanya disampaikan ke satu bagian tubuh, dan respon atau reaksi terhadap rangsang berlangsung cepat.
  • Regulasi oleh hormon: pengiriman rangsangan lambat, hormon diekspresikan pada organ tertentu tetapi mempengaruhi seluruh tubuh, dan respons atau reaksi terhadap efek hormonal umumnya berlangsung lama.

Sistem Indra

Sensor sebagai reseptor impuls. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima, alat indera dibagi menjadi kemoreseptor, fotoreseptor, mekanoreseptor, dan audioreseptor. Kemoreseptor menerima rangsangan berupa senyawa kimia, misalnya lidah dan hidung.

Fotoreseptor menerima rangsangan berupa cahaya, misalnya retina mata. Mekanoreseptor menerima rangsangan berupa tekanan dan suhu, misalnya kulit. Audioreseptor menerima rangsangan berupa getaran suara, misalnya koklea dan telinga.

Di dalam tubuh manusia dikenal lima macam panca indera, yaitu lidah, hidung, mata, telinga, dan kulit.

Lidah memiliki fungsi sebagai alat pengecap. Permukaan lidah yang kasar disebabkan oleh tonjolan yang disebut papila. Papila ini memiliki fungsi sebagai pusat pengecap. Papila pengecap pada lidah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, sebagai berikut.

Filiform papiler memiliki bentuk benang dan tersebar di seluruh permukaan lidah. Papilla circumvalata memiliki bentuk seperti huruf v dan berada di daerah dekat pangkal lidah. Papilla fungiformis berbentuk palu dan berada di pinggir lidah.

Hidung, di dalam ada bau bau. Di dalam hidung, udara pernapasan diatur menurut suhu dan kelembabannya dan kotorannya disaring oleh tanda-tanda hidung. Hidung terdiri dari sel-sel epitel dan saraf bau.

Hidung memiliki fungsi untuk indera penciuman karena memiliki reseptor atau kemoreseptor di langit-langit rongga hidung yang disebut sel olfaktorius. Pada ujung sel reseptor terdapat rambut-rambut halus atau silia.

Selain itu, ada juga selaput lendir yang memiliki fungsi sebagai pelembab. Proses perangsangan yang berupa bau adalah sebagai berikut.

Bau di udara masuk ke rongga hidung. Kemudian, larut dalam selaput lendir, diterima oleh penciuman atau saraf penciuman ke otak dan dianggap sebagai penciuman.

Mata memiliki fungsi untuk indera penglihatan. Bagian mata terdiri dari bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terdiri dari alis, kelopak mata, bulu mata, dan kelenjar air mata.

Bagian dalam terdiri dari bola mata yang terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam. Lapisan luar atau sklera terdiri dari kornea dan lapisan tanduk.

Lapisan tengah atau koroid terdiri dari iris dan pupil. Iris atau selaput pelangi yang mengandung pigmen yang memberi warna pada mata. Selain itu, terdapat pupil yang berfungsi mengatur cahaya yang masuk ke mata.

Lapisan dalam terdiri dari retina dan lensa mata. Retina memiliki fungsi menangkap bayangan objek karena terdapat sel reseptor yang terdiri dari sel punca dan sel kerucut serta mengatur objek secara jelas. Bayangan benda harus jatuh pada titik kuning atau fovea centralis.

Lensa mata berada di belakang pupil. Lensa mata memiliki fungsi mengatur bayangan benda agar jatuh pada bintik kuning.

Mekanisme melihat dapat dijelaskan sebagai berikut. Cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut kemudian ditangkap oleh kornea. Setelah dari kornea, lalu melalui pupil, ke lensa, retina, saraf, akhirnya di serabut otak.

Kerusakan dan gangguan penglihatan, termasuk rabun jauh atau miopia, astigmatisme, buta warna, katarak, trakoma, rabun senja, glaukoma, dan rabun jauh atau hipermetropi.

Rabun jauh atau miopia adalah suatu kemampuan mata yang tidak dapat melihat jarak jauh karena bayangan jatuh di depan retina. Gangguan ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata lensa cekung atau minus.

Rabun jauh atau hipermetrofi , adalah gangguan mata dimana bayangan jatuh di belakang retina sehingga mata tidak dapat melihat dalam jarak dekat. Gangguan mata ini dapat dibantu dengan kacamata lensa cembung atau positif.

Rabun tua atau prebiopi adalah gabungan dari rabun jauh dan rabun jauh akibat melemahnya lensa lensa mata. Gangguan ini dapat dibantu dengan menggunakan kacamata lensa ganda atau biofokus.

Astigmatisme adalah kelainan mata yang tidak dapat membedakan garis vertikal dan garis horizontal secara bersamaan. Gangguan ini disebabkan oleh kornea yang tidak rata.

Telinga memiliki fungsi untuk mendengar dan sebagai organ keseimbangan statis. Telinga terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian luar, tengah, dan dalam.

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran telinga, kelenjar minyak, dan gendang telinga. Bagian tengah terdiri dari rongga telinga dan tulang-tulang telinga. Rongga telinga ini memiliki saluran eustachius untuk menjaga keseimbangan tekanan udara.

Tulang pendengaran terdiri dari palu atau maleus, pangkal atau inkus dan sanggurdi atau stapes. Bagian dalam telinga terdiri dari jendela kavernosa, jendela bulat atau oval, tiga saluran setengah lingkaran atau ampul yang memiliki fungsi sebagai alat keseimbangan tubuh terhadap gerakan, dan koklea atau koklea memiliki ujung saraf.

Adapun gangguan dan kelainan pada alat pendengaran yaitu tuli konduksi dan tuli saraf. Tuli konduksi adalah suatu keadaan dimana telinga tidak dapat mendengar yang disebabkan oleh adanya kotoran yang menghambat getaran pada telinga tengah.

Sedangkan tuli saraf adalah kondisi di mana telinga tidak dapat mendengar karena kerusakan saraf.

Kulit memiliki fungsi sebagai perasa. Hal ini disebabkan kulit memiliki ujung saraf sebagai mekanoreseptor. Nama-nama saraf dan rangsangan yang diterima, yaitu

  • Ujung saraf Paccini menerima reseptor tekanan.
  • Ujung saraf meissner dan tubuh Merkel menerima reseptor sentuhan.
  • Tes saraf ruffini menerima reseptor panas
  • Ujung saraf krausse menerima reseptor dingin
  • Ujung saraf tanpa membran menerima rasa sakit atau reseptor rasa sakit.

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan epidermis , lapisan dermis , dan lapisan jaringan ikat di bawah kulit . Lapisan epidermis terdiri atas lapisan epidermis dan lapisan malpighi.

Lapisan dermis terdiri dari kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah, pembuluh saraf, dan kantung rambut. Lapisan jaringan ikat di bawah kulit terdiri dari jaringan lemak.

Demikian pembahasan tentang sistem koordinasi dan alat indera. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda semua. Selamat belajar.