Tren Pemasaran Kebiasaan Milenial yang Perlu Diimplementasikan

Ada satu fakta penting yang perlu kita semua ketahui bahwa kaum milenial adalah laki-laki dan perempuan muda yang tumbuh pada masa revolusi teknologi, maka strategi pemasaran yang ampuh untuk generasi ini adalah ‘berteman dengan teknologi’, yang berarti menggunakan teknologi dalam berkreasi. strategi pemasaran dan nantinya akan menciptakan tren pemasaran terbaru yang dapat diterapkan oleh banyak pengusaha dan pebisnis. Langsung saja kita simak 4 tren pemasaran yang diambil dari kebiasaan kaum milenial.

Tren Pemasaran Pertama: Gunakan Lebih Banyak Kecerdasan Buatan (AI) untuk Memfasilitasi Generasi Milenial.

Milenial menyukai kehidupan dengan mudah. Terlebih lagi, mereka tumbuh dewasa ketika teknologi meningkatkan perkembangan ‘roketnya’. Hal ini menjadi tantangan bagi pengusaha. Banyak pelaku bisnis yang saling berlomba untuk memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumen milenial, terutama saat mereka menggunakan digital dalam berbelanja.

Maka dengan melihat kebiasaan milenial seperti ini, para pelaku bisnis perlu menciptakan tren pemasaran yang menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence yang lebih canggih. Hebatnya kecerdasan buatan atau artificial intelligence dapat mengubah konten yang biasanya ada di spam, menjadi konten yang merangsang pemikiran konsumen milenial untuk membeli suatu produk atau jasa.

Coba ingat-ingat konten promosi produk di masa sebelum AI berkembang, kebanyakan konten promosi hanya masuk ke kotak spam di email kita. Namun dengan berkembangnya AI di era digital ini, kecerdasan buatan dapat membuat konten yang biasanya hanya ada di kotak spam, menjadi konten yang sering dilihat konsumen di mana-mana, bahkan di setiap sudut halaman website atau aplikasi sosial. Maka, kini saatnya para pebisnis mendorong segala kreativitas yang dimilikinya dan memperkuat tekadnya dalam mengimplementasikan ide-ide pemasaran baru. Bagaimana, apakah rekan pembaca tertarik dengan tren pemasaran pertama ini?

Tren Pemasaran Kedua: Gunakan Strategi Visual yang Dapat Menarik Perhatian Milenial.

Sebagai generasi yang tumbuh di era perkembangan teknologi, kehidupan generasi milenial seringkali terganggu atau teralihkan oleh gadget dan teknologi. Namun, bukan berarti mereka dapat dengan mudah tertarik pada produk dan layanan yang kita tawarkan! Tren pemasaran kedua ini menuntut kita untuk berusaha keras menarik perhatian kaum milenial.

Kita bisa menggunakan warna, bentuk atau desain yang bagi mereka “berbeda tapi menarik”. Nah misalnya seperti yang dilakukan oleh Fyre Festival disini rekan-rekan. Fyre Festival adalah festival musik yang telah menghasilkan jutaan dolar dari tren pemasaran ini.

Penasaran apa saja yang dilakukan Fyre Festival hingga sukses? Hebatnya, mereka hanya menggunakan “kotak oranye” untuk menarik perhatian kaum milenial agar mau membeli dan datang ke festival musik yang mereka selenggarakan. Singkatnya, Festival Fyre mengiklankan iklan kotak oranye di berbagai situs media sosial yang telah menjadi ‘rumah nyaman’ bagi kaum milenial. Mereka juga menyewa beberapa agensi untuk membantu menarik perhatian kaum milenial dengan membagikan kotak oranye.

Ini mungkin terdengar sederhana, tetapi tren pemasaran seperti ini berhasil membuat para milenial penasaran, “sebenarnya apa yang ada di dalam kotak oranye? Dan apa artinya itu? ” sampai akhirnya booming! Kotak oranye mengumumkan peluncuran festival musik yang diadakan oleh Festival Fyre. Sederhana tapi sangat menarik bukan?

Tren Pemasaran Ketiga: Gunakan Strategi Influencer karena Milenial Suka Mendengar Pendapat Influencer.

Sejak awal, kita hidup di zaman di mana kita akan lebih percaya dengan saran dari orang lain untuk membeli barang tertentu. “Coba kamu pakai produk A, bagus banget, harganya juga murah bla…bla…bla…” langsung keesokan harinya kita akan membeli produk yang direkomendasikan oleh kerabat kita. Hal ini masih terjadi, namun dalam konteks yang lebih canggih karena kehadiran internet dan kemajuan teknologi yang membuat banyak orang terhubung dengan sangat cepat.

Seorang beauty vlogger asal Amerika bisa menjadi panutan bagi konsumen milenial di Indonesia untuk membeli perlengkapan makeup yang dirasa bagus, cocok dan berkualitas. Milenial sangat menyukai apapun pesan dan informasi yang disampaikan oleh influencer. Mereka akan sangat tertarik untuk membeli produk atau menggunakan layanan yang disarankan oleh influencer. Bagi mereka, pengalaman produk yang dirasakan oleh influencer akan menghasilkan informasi valid yang layak untuk diikuti. Konsumen milenial mulai mengesampingkan pengalaman pribadinya terhadap suatu produk yang seharusnya dapat dirasakan secara pribadi, kemudian dapat menarik kesimpulan dari kualitas produk tersebut.

Nah, kondisi ini menciptakan tren pemasaran baru yang perlu diikuti oleh para pengusaha dan pebisnis saat ini. Dengan bantuan influencer, produk dan layanan mereka akan semakin terkenal di mata konsumen milenial.

Tren Pemasaran Keempat: Ciptakan Promosi Produk Penuh Transparansi.

Konsumen milenial sudah sangat bosan melihat penipuan iklan di televisi yang mempromosikan suatu produk , namun nyatanya produk tersebut tidak berkualitas. Untuk mencegah penipuan pemasaran ini, kaum milenial suka bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan minat dan preferensi mereka. Sehingga, mereka bisa mendapatkan informasi terbaru yang bagi mereka valid untuk diikuti.

Faktanya, poin keempat ini hampir sama dengan poin ketiga karena konsumen milenial lebih mempercayai informasi, pesan, dan pendapat dari orang lain daripada yang harus mereka rasakan sendiri. Oh ya, kenyataan ini juga didukung oleh hasil studi yang dilakukan oleh Olapic. Menurut riset Olapic, 56% konsumen milenial lebih suka membeli produk yang direkomendasikan komunitasnya. Mengapa demikian? Karena mereka merasa “komunitas” dapat memberikan koneksi yang kuat bagi mereka.

Jadi apa yang perlu dilakukan pengusaha dan pebisnis? Tren pemasaran keempat ini menyarankan pengusaha untuk lebih banyak berinteraksi dan membangun koneksi yang lebih dalam dengan setiap pelanggannya, karena setiap individu yang mendapatkan pengalaman terbaik dari produk dan layanan yang mereka pilih akan menceritakan pengalaman terbaik mereka kepada komunitas yang mereka miliki.