Umpan Balik Adalah Bagian Penting Dalam Mengembangkan Kualitas Produk, Benarkah Pernyataan Ini?

Masih banyak orang yang takut menerima umpan balik . Mereka menganggap bahwa umpan balik dapat merusak citra perusahaan atau bisnis mereka. Ada juga yang beranggapan bahwa feedback merupakan tanda bahwa seseorang terutama kompetitor iri dengan produk yang kita miliki.

Ups! Sebenarnya semua pemikiran ini tidak benar. Ketika ada pelanggan atau customer yang mau dengan tulus dan jujur ​​memberikan feedback kepada kita mengenai kualitas produk yang kita miliki , hal ini menandakan bahwa orang tersebut peduli dengan perkembangan kualitas produk kita di masa yang akan datang.

Jadi, feedback bisa dikatakan sebagai hadiah yang luar biasa. Tidak semua orang bisa mendapatkan umpan balik yang tulus dan jujur. Mengapa? Karena tidak semua orang mau peduli dengan proses pengembangan bisnis yang kita miliki.

Pada artikel ini, kita akan membahas tentang bagaimana mendapatkan umpan balik untuk pengembangan kualitas produk kita. Dalam hal ini, kita bisa meminta masukan atau feedback dari orang-orang di sekitar kita seperti keluarga, rekan kerja, bahkan anggota tim kita sendiri.

Berusaha mendapatkan umpan balik yang jujur ​​dan solid juga perlu menerapkan strategi yang tepat. Misalnya meminta tanggapan dengan menggunakan kata-kata yang tepat, agar orang yang kita tanyai bisa memberikan jawaban yang jujur ​​dengan kalimat yang santun.

Umpan balik yang jujur ​​dan solid akan membantu kita meningkatkan kualitas produk, dan tentu saja ini dapat membuat produk kita berkembang lebih baik. Logikanya, jika kita tidak pernah meminta umpan balik atau feedback dari orang lain , ini sama saja dengan membuat kita terus berputar di roda yang sama dan menganggap bahwa produk kita sudah memiliki kualitas yang luar biasa. Padahal, belum tentu orang lain juga menganggap produk kita sebagai yang terbaik.

Menurut website pengusaha, ada 6 pertanyaan yang bisa kita ajukan kepada orang lain untuk mendapatkan masukan guna meningkatkan kualitas produk kita. Berikut penjelasannya.

1. “Apa yang Ada di Pikiran Anda Saat Melihat Produk Kita?”

Kesan pertama sangat dibutuhkan oleh konsumen, terutama ketika mereka memutuskan untuk membeli atau menggunakan suatu produk. Cobalah untuk berinteraksi dengan konsumen, kolega, keluarga, atau anggota tim kita dengan mengajukan pertanyaan ini dan meminta umpan balik jujur ​​​​mereka. Jawabannya bisa sangat bervariasi dan dari beberapa jawaban yang diberikan bisa menjadi fokus utama kita dalam meningkatkan kualitas produk yang ada.

2. “Bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas produk ini menjadi lebih baik?”

Pertanyaan pertama yang bisa kita ajukan untuk mendapatkan umpan balik yang solid adalah menanyakan pendapat orang lain tentang “bagaimana perusahaan kita dapat meningkatkan kualitas produk menjadi lebih baik?” Jawabannya mungkin berbeda. Misalnya, seseorang akan menjawab “kualitas layanan pelanggan produk Anda harus ditingkatkan. Layanan pelanggan harus tersedia selama 24 jam, bukan hanya 8 jam. ”

Pertanyaan ini jauh lebih baik dan tepat daripada pertanyaan “Apakah Anda menyukai produk kita?” atau “Apakah menurut Anda kualitas produk kita sudah sesuai dengan apa yang diharapkan pelanggan?” Kedua pertanyaan ini sepertinya membawa kita pada jawaban “ya” atau “tidak”. Ketika kita mendapatkan jawaban “tidak”, kita pasti akan malas untuk mendengarkan jawaban selanjutnya.

Berbeda dengan pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan di atas, pertanyaan-pertanyaan ini akan memberikan kebebasan dan kebebasan kepada orang-orang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kita dengan jujur.

3. “Masalah Apa Yang Anda Hadapi Saat Menggunakan Produk Kita?”

Pertanyaan kedua ini dapat membantu kita untuk menemukan permasalahan yang selama ini mungkin dirasakan oleh konsumen. Dengan mengidentifikasi masalah yang ada pada produk, akan lebih mudah bagi kita untuk memikirkan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk. Pertanyaan seperti ini juga akan mengundang feedback yang jujur ​​dari pelanggan dan orang lain yang kita tanyakan.

Untuk memudahkan proses feedback, kita dapat menyediakan fitur khusus pada website produk sehingga konsumen dapat melaporkan kesulitannya secara langsung. Selain itu, kita juga perlu menyertakan nomor telepon dan URL web agar kita dapat segera merespon dan tindakan selanjutnya.

4. “Apa Kelemahan Desain Produk Kita?”

Pertanyaan ketiga ini secara langsung meminta bantuan dari pihak lain, baik konsumen, rekan kerja atau bahkan anggota tim kita untuk langsung menunjukkan inti permasalahan yang ada pada desain produk kita. Ketika seseorang diberi pertanyaan seperti ini, maka mereka tidak akan segan-segan untuk memberikan masukan atau feedback mengenai kelemahan atau kekurangan yang dimiliki produk kita.

Mengapa? Karena pertanyaan ini jelas menanyakan tentang satu atau beberapa kekurangan dari produk yang bersangkutan. Jika kita hanya bertanya, “Apa pendapat Anda tentang produk kita?” Ini akan membuat orang lain ragu untuk menjawab. Mereka akan bingung karena merasa tidak yakin, sebenarnya kita bertanya tentang kelebihan atau kekurangan produk? Mengetahui kelemahan produk tidak akan membuat bisnis kita langsung bangkrut! Ini akan membantu kita untuk meningkatkan kualitas produk.

5. “Apa yang Membuat Anda Tidak Merekomendasikan Produk Ini?”

Kolega, kolega atau kerabat, dan pelanggan adalah sumber daya terbaik yang kita miliki untuk dapat meningkatkan kualitas produk yang ada. Mereka dapat membantu kita untuk mendengar pendapat dan komentar orang-orang di sekitarnya “apakah mereka menyukai atau bahkan membenci produk kita?” Dari reaksi yang didapat dari orang-orang di sekitarnya, kita bisa mendapatkan feedback yang pasti dari orang yang kita tanya, apakah mereka akan merekomendasikan produk kita atau sebaliknya.

6. “Maukah Anda Membeli Produk Kita Sekarang?”

Pertanyaan ini sangat sering digunakan oleh produsen atau marketing untuk mengetahui apakah calon konsumen benar-benar tertarik dengan produk kita atau tidak. Logikanya, jika mereka beranggapan bahwa produk kita memiliki kualitas produk yang mereka cari selama ini, maka mereka pasti akan membeli produk kita, itupun.

Namun, jika mereka masih merasa ragu untuk membeli produk kita segera. Jangan berkecil hati, karena kita tetap bisa meminta masukan atau feedback dari mereka terkait kualitas produk kita. Jika mereka tidak memiliki masalah dengan kualitas produk kita, mungkin masih ada benjolan di harga produk yang kita tentukan. Dalam hal ini, kita dapat mencoba menyesuaikan harga produk dengan harga yang diharapkan oleh sebagian besar pelanggan kita.